E-Commerce Tersingkir
Raksasa tehnologi asal Amerika Serikat (AS), Google serta Tiongkok, TikTok mulai meningkatkan feature berbelanja online, sama seperti yang disiapkan e-commerce. Facebook bahkan juga merencanakan sediakan service pembayaran, hingga transaksi bisnis dilaksanakan tiada keluar basis.
Google mempunyai basis spesial untuk belanja yaitu Merchant Center. Perusahaan juga mengetes coba untuk memadukan service ini dengan link di video di YouTube, mulai akhir minggu lalu (10/10).
Nailul memandang jika sosial media disukai sebab pemakainya banyak. “Makin besar pemakai karena itu makin besar kesempatan penjual untuk meningkatkan upayanya,” katanya.
Berdasar data GlobalWebIndex, warga Indonesia rata-rata memiliki 10-11 account sosial media di kuartal I 2020. Ini tecermin di Databoks berikut ini:
Pemakaian sosial media juga bertambah sepanjang wabah virus corona. Berdasar survey Alvara Research Center, 82,7% informan jadikan sosial media untuk selingan.
Dengan detil bisa disaksikan di Databoks berikut:
Federasi pernah cemas, warga akan berpindah ke sosial media bila pemerintahan memajaki e-commerce.
Ditengah-tengah tingginya penggemar e-commerce waktu wabah corona, Google mengetes coba feature berbelanja online di YouTube akhir minggu lalu (10/10). Pada saat eksperimen ini, perusahaan memadukan feature ini dengan Shopify Inc, e-commerce asal Kanada.
Facebook merencanakan mengeluarkan feature pembayaran di Instagram untuk customer di AS lebih dahulu. Tetapi, ini akan ada untuk pedagang yang memakai service manager niaga dari Facebook, Shopify serta BigCommerce.
Perusahaan sediakan service daftar produk lewat WhatsApp, yang ada di Indonesia.
“Mode usaha kami di sini yaitu iklan,” kata CEO Facebook Mark Zuckerberg diambil dari The Guardian, Mei lalu (19/5). Oleh karenanya, perusahaan belum mengambil komisi. “Mereka biasanya akan menawar semakin tinggi untuk iklan serta selanjutnya kami akan membuahkan uang dengan cara tersebut.”